PENGERTIAN KEINDAHAN
Keindahan merupakan sifat dan ciri dari orang hewan, tempat, objek atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna atau kepuasan.
Sebuah "kecantikan yang ideal" adalah sebuah entitas yang dikagumi atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu kebudayaan tertentu untuk kesempurnaan.
KEINDAHAN YANG SELUAS-LUASNYA
Selain itu menurut luasnya juga
dibedakan pengertian :
a. Keindahan dalam arti luas
Keindahan dalam arti luas meliputi
keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual.
b. Keindahan dalam arti setetik
murni
Keindahan dalam arti setetik murni
menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu
yang diserapnya.
c. Keindahan dalam arti terbatas
Keindahan dalam arti terbatas adalah
yang menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan, yaitu berupa
keindahan bentuk dan warna.
Dengan panca indera kita setiap saat
menikmati keindahan dan berusaha menciptakan atau berbuat memperindah agar
lebih menarik, mempesona dan menyenangkan bagi yang melihatnya. Semua itu
menunjukkan bahwa setiap manusia mencintai keindahan.
Pada saat bercinta, setiap isan
ingin bahkan bergelora hatinya untuk menciptakan keindahan misalnya dalam
bentuk puisi, lukisan, rangkaian bunga atau apa saja yang dapat diciptakannya.
Wajarlah kalau cintai itu kuat sekali membangkitkan daya kreativitas para
seniman untuk menciptakan keindahan.
Keindahan adalah identik dengan keindahan.
Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai
nilai yang sama yaitu abadi dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah.
Yang tidak mengandung kebenaran tidak indah misalnya tiruan lukisan monalisa
tidak indah karena dasarnya tidak benar.
NILAI ESKTETIK
Menurut The Liang Gie pengertian
keindahan dianggap salah satu jenis nilai (nilai estetik) yakni nilai yang
berhubungan dengan segala sesuatu yang tecakup dalam pengertian keindahan.
Bahwa setiap yang berkaitan dengan pengertian keindahan melalui penampilannya
dan penghayatan penghayatan maka setidak-tidaknya akan menemukan penggolongan
nilai terpenting yaitu nilai ekstrinsik dan nilai intrinsic.
PERBEDAAN
Nilai Ekstrinsik yaitu nilai yang
sifatnya baik sebagai alat untuk membantu sesuatu hal.
Nilai Instrinsik adalah sifat baik
yang terkandung didalam atau apa yang merupakan tujuan dari sifat baik
tersebut.
PENGERTIAN KONTEMPLASI DAN EKSTANSI
Kontemplasi adalah suatu keadaan di mana
seseorang merenung dan berpikir dng sepenuh perhatian. Kontemplasi bertujuan
untuk menciptakan sesuatu yang indah. Di kalangan umum kontemplasi diartikan
sebagai aktivitas melihat dengan mata atau dengan pikiran untuk mencari sesuatu
dibalik yang tampak atau tersurat misalnya, dalam ekspresi seseorang sedang
berkontemplasi dengan bayang-bayang atau dirinya dimuka cermin.
Ekstansi bertujuan untuk merasakan dan
menikmati sesuatu yang indah. Ekstansi dapat diartikan sebagai dasar dalam diri
manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah. Apabila
kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi
itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi merupakan
faktor pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan. Karena derajat atau
tingkat kontemplasi dan ekstansi itu berbeda-beda antara setiap manusia, maka
tanggapan terhadap keindahan karya seni juga berbeda-beda. Apabila kedua unsur
tersebut digabungkan akan menciptakan penilaian yang indah. Keindahan yang
didasarkan pada selera seni juga didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi.
TEORI DALAM RENUNGAN
• TEORI PENGUNGKAPAN
Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris “aesthetic as Science of Expresion and General Linguistic”. Beliau antara lain menyatakan bahwa “art is expression of impressions” (Seni adalah pengungkapan dari kesan-kesan) Expression adalah sama dengan intuition. Dan intuisi adalah pengetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentang hal-hal individual yang menghasilkan gambaran angan-angan (images). Dengan demikian pengungkapan itu berwujud sebagai gambaran angan-angan seperti misalnya images wama, garis dan kata. Bagi seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar. Pengalaman estetis seseorang tidak lain adalah ekspresi dalam gambaran angan-angan.
• TEORI METAFISIK
Teori semi yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peniruan (imitation theory). Ini sesuai dengan rnetafisika Plato yang mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita Ilahi. Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi itu. Dan karya seni yang dibuat manusia hanyalah merupakan mimemis (timan) dari realita duniawi Sebagai contoh Plato mengemukakan ide Ke-ranjangan yang abadi dan indah sempurna ciptaan Tuhan. Kemudian dalam dunia ini tukang kayu membuat ranjang dari kayu yang merupakan ide tertinggi ke-ranjangan-an itu. Dan akhirnya seniman meniru ranjang kayu itu dengan menggambarkannya dalam sebuah lukisan. Jadi karya seni adalah tiruan dari suatu tiruan lain sehingga bersifat jauh dari kebenaran atau dapat menyesatkan. Karena itu seniman tidak mendapat tempat sebagai warga dari negara Republik yang ideal menurut Plato.
• TEORI PSIKOLOGIS
Teori-teori metafisis dari para filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modem menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seninya itu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu. Suatu teori lain tentang sumber seni ialah teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903).
• TEORI KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang. Dalam pengertian perpaduan misalnya, orang berpakaian hams dipadukan warnanya bagian atas dengan bagian bawah, atau disesuaikan dengan kulitnya.
• TEORI OBYEKTIF DAN TEORI SUBYEKTIF
The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan, bahwa dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori obyektif dan teori subyektif. Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah mengenai sifat dasar dari keindahan. Apakah keindahan menampakan sesuatu yang ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam alarn pikiran orang yang mengamati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua kelompok teori yang terkenal sebagai teori obyektif dan teori subyektif.
Pendukung teori obyektif adalah Plato, Hegel dan Bernard Bocanquat, sedang pendukung teori subyektif ialah Henry Home, Earlof Shaffesbury, dan Edmund Burke. Teori obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualitas) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Pengamatan orang hanyalah mengungkapkan sifat-sifat indah yang sudah ada pada sesuatu benda dan sama sekali tidak berpengaruh untuk menghubungkan. Yang menjadi masalah ialah ciri-ciri khusus manakah yang membuat sesuatu benda menjadi indah atau dianggap bernilai estetik, salah satu jawaban yang telah diberikan selama berabad-abad ialah perimbangan antara bagian-bagian dalam benda indah itu. Pendapat lain menyatakan, bahwa nilai estetik itu tercipta dengan terpenuhinya asas-asas tertentu mengenai bentuk pada sesuatu benda.
Teori subyektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam din seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada pencerapan dari si pengamat itu. Kalaupun dinyatakan bahwa sesuatu benda mempunyai nilai estetik, maka hal itu diartikan bahwa seseorang pengamat memperoleh sesuatu pengalaman estetik sebagai tanggapan terhadap benda indah itu. Yang tergolong teori subyektif ialah yang memandang keindahan dalam suatu hubungan di antara suatu benda dengan alam pikiran seseorang yang mengamatinya seperti misalnya yang berupa menyukai atau menikmati benda itu.
• TEORI PERIMBANGAN
Teori obyektif memandang keindahan sebagai suatu kualitas dari benda-benda. Kualitas bagaimana yang menyebabkan sesuatu benda disebut indah telah dijawab oleh bangsa Yunani Kuno dengan teori perimbangan yang bertahan sejak abab 5 sebelum Masehi sampai abab 17 di Eropa. Sebagai contoh bangunan arsitektur Yunani Kuno yang berupa banyak tiang besar.
TEORI DALAM KESERASIAN
KESERASIAN
Keserasian adalah perpaduan, pertentangan, ukuran,
seimbang. Terdapat 2 teori keserasian:
Teori
subjektif: Ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tak ada, yang ada hanya
perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda.
Teori
objektif: Cirri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat yang memang telah melekat pada
bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.
KESIMPULAN
Manusia menciptakan
kesenian yang merupakan salah satu kebutuhan psikisnya yang tercukupi melalui
rasa indah (seni rasa indah). Keindahan dapat dinikmati melalui indera
penglihatan dan indera telinga. Kesenian merupakan bagian kecil dari
kebudayaan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku MKDU Ilmu Budaya Dasar Oleh : Widyo Nugroho, Achmad Muchji Penerbit
Gunadarma,
http://thisisnotbyan.blogspot.com/2012/05/manusia-dan-penderitaan.html
http://ceciliamargaretha.blogspot.com/2012/01/ibd-2-manusia-dan-penderitaan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar